hakekat pembelajaran behavioritik
Tuesday 7 January 2014
0
komentar
HAKEKAT PEMBELAJARAN BEHAVIORISTIK
Thorndike Salah seorang penganut paham behavioristik ,
menyatakan bahwa belajar merupakan pristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi
antara peristiwa-peristiwa yang di sebut Stimulus
(S) dengan Respon (R) yang diberikan
atas Stimulus tersebut. Thorndike ini hasil dari eksprimennya di laboratorium
yang mengunakan beberapa jenis hewan seperti kucing, anjing, monyet dan ayam,
menurutnya, dari berbagai situasi yang diberikan seekor hewan akan memberikan
sejumlah respon, dan tindakan yang dapat berbentuk bergantung pada kekuatatan
keneksi atau ikatan-ikatan antara situasi dan respon tertentu. Kemudian ia
menyimpulkan bahwa semua tingkah laku manusia baik fikiran maupun tindakan
dapat dianalisis dalam bagian-bagian dari dua stuktur yang sederhana, yaitu
stimulus dan respon. Dengan demikian menurut pandangan ini dasar terjadinya
belajar adalah pembentukan asosiasi antara stimulus dan respon. teori thordike ini disebut teori teori
asoisasi
Selanjutnya,
thorndike dalam orton, 1991:39-40, dan Resnick 1981:13 mengemukakan bahwa
terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon ini mengikuti hukum-hukum
berikut
1. Hukum
Latihan (law of exercise), yaitu apabila asosiasi antara stimulus dan respon
sering terjadi, maka asosiasi itu akan terbentuk semakin kuat. Interpretasi
dari hukum ini adalah semakin sering sebuah pengetahuan yang telah terbentuk
akibat terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon dilatih (digunakan)maka
asosiasi itu akan semakin kuat.
2. Hukum
akibat (law of effect) yaitu apabila asosiasi yang terbentuk antara stimulus
dan respon diikuti oleh sebuah kepuasan maka asosiasi akan semakin meningkat.
Maka idealnya. Jika suatu respon yang diberikan oleh seseorang terhadap suatu
stimulus adalah benar dan ia mengetahuinya, maka kepuasan akan tercapai dan
asosiasi akan diperkuat.
Penganut faham
psikologi behavior yang lain yaitu skinner, berpendapat hampir senada dengan
hukum akibat dari torndike, ia mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam
belajar adalah penguatan (reinforcement). Maksudnya adalah pengetahuan yang
yang terbentuk melalui stimulus dan respon akan semakin kuat jika diberi
penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua, yaitu
pengutan
positif dan penguatan negative. Penguatan positif sebagai stimulus, apabila
representasinya mengiringi sebuah tingkah laku yang cenderung dapat
meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu. Sedangkan penguatan
negative adalah stimulus yang dihilangkan/dihapuskan karena cenderung
menguatakan tingkah laku(bell,1981:151).
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: hakekat pembelajaran behavioritik
Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kublogspot.blogspot.com/2014/01/hakekat-pembelajaran-behavioritik.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih telah singgah, berkomentar lah dengan baik