bantuan untuk siswa miskin
Friday 13 June 2014
0
komentar
Menggugat Bantuan Siswa
Miskin
“Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok
hanya dimiliki orang-orang yang mempersiapkan diri sejak hari ini."(Malcolm
X, Tokoh Islam Amerika: 1925- 1965)
Akhir-akhir
ini lembaga-lembagapendidikan (sekolah) di berbagai level disibukan dengan
pembagian Bantuan Siswa Miskin (BSM). Konon pemerintah (Kemendikbud) memberikan itu guna
meringankan beban biaya pendidikan siswa-siswa miskin.
Pada 2014 terdapat 12,86 jutasiswadanmahasiswamiskin yang mendapat BSM. RincinyaSD BSM akandibagikanuntuk 8.062.561 siswa, SMP 2.893.187
siswa, sedangkan untuk sekolahmenengah 1.696.975 siswadan 219.799 mahasiswa.BSM
pun naik, bagisiswa SD
dariRp360.000 menjadiRp450.000, SMP Rp560.000 keRp750.000,
sekolahmenengahtetapmendapat Rp1 jutadanperguruantinggi Rp12 juta.
(Sindonews.com, Sabtu, 4/1/2014)
Tak
terpungkiri bahwa kemiskinan menjadi pemicu utama meningkatnya fenomenaanak putussekolah. Bahkanjumlahnya dikhawatirkansemakin melangitseiring dengantingginyainflasi di Indonesia.
Bila
tujuan program BSMuntuk menekan kemiskinan pendidikan dan jumlah anak putus
sekolah di negeri ini, tentu menjadiwajar bahkan “tidak lucu” dengan bantuan
rupiah sekecil itu.
Bukankah sudah
menjadi amanah UUD 1945,
pemerintah wajibmemberikankesempatanyang
samabagisemua
anak bangsa untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya,tanpapedulilatarbelakangsosial-ekonomi.
Dalam UUD
1945 pasal 31 ayat 1,2, 4dijelaskan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat
pendidikan, wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah “wajib” membiayainya,
negara juga mempriorotaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen
dari APBN dan APBD.”
Ketentuan
di atas berlaku bila pendidikan masih diakui negara (role of state) sebagai layanan publik (public goods). Bukan layanan privat (private goods) yang mekanismenya diserahkan pada pelaku dan peran
pasar (role of market).
Pertanyaannya,
sudahkah pemerintah memberikan hak-hak tersebut kepada semua anak bangsa? Faktanya
(2013)lebih dari 1,5 juta anak sekolah Indonesia tidak melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Meningkatnya angka putus sekolah ekuivalen dengan
kasus buta aksara, yang diperkirakan lebih dari 11,7 juta anak usia sekolah.
Pemerataan
pendidikan menjadi persoalan nasional yang begitu pelik. Pendidikan berkualitas
diberuntukkan bagi anak-anakorang gede
dan berduit saja. Wong cilikhanyamenonton
di gerbang sekolah. Mereka tak lebih dari sekedar alat kampanye politik
kekuasaan. Dengan kata lain pendidikan gratis hanya “pemanis bibir” pemerintah belaka.
Lalu,
seberapa efektifkah program BSM membantu pembiayaan pendidikan para siswa
miskin?
Sejauh
pengamatan penulis, alih-alih BSM meringankan biaya pendidikan siswa,
transportasi,membeli seragam sekolah, sepatu, buku-alat tulis dan semacamnya.Tapi
nyatanya malah banyak orang tuasiswamembelanjakan bantuan tersebut untuk
barang-barang/kebutuhan keluarga lainnya. Quo Vadis sosialisasi pemerintah?
Pendidikan
Vs Korupsi
Terkait BSM ini ironi pun hadir. Di
Kampung Bangong, Pasirpogor, Sindangkerta, Bandung Barat misalnya, sejumlah
orang tua siswa memprotes keras pihak Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman, karena
telah menyunat bantuan tersebut. Buktinya, dana BSM yang seharusnya diterima
siswa Rp. 550 ribu, ternyata hanya tersisa 100-140 ribu persiswa. (Tribun Jabar,
18/2/14)
Bantuan
pendidikan seperti BSM memang sangat rentan dikorupsi. Sering kali pihak
sekolah mengambil kesempatan dalam membodo-bodohi orang tua siswa. Lebih-lebih
di daerah-daerah pelosok yang pendidikannya masih sangat rendah.
Korupsi
di dunia pendidikan menjadi benang kusut yang sampai detik ini belum terurai.
Pemerintah danKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mungkin hanya terfokus dengan tindakan
korupsi yang melibatkan elite partai, DPR dan sebagainya.
Padahal
disekolah-sekolah begitu mudah terjadi extra
ordinary crime itu. Diperparah lagidengan apatisme dan kebodohan masyarakat
sendiri.Mereka sekedar diam membisu karena tak tahu harus melapor ke pihak
mana.
Berdasarkandata Indonesia Corruption Watch (ICW) dalam KajianSatuDasawarsaKorupsiPendidikan. Selamaperiode
2003-2013 ditemukan 296 kasuskorupsipendidikan yang disidikpenegakhukumdanmenyeret 479 orang sebagaitersangka.KerugiannegaraatasseluruhkasusiniRp
619,0miliar.(Kompas, Selasa 12/11/13)
Semuadanapendidikansudah tercemaripraktikkorupsi.
Mulaidanapembangunangedungdaninfrastruktur, BOS, gaji guru, beasiswa, hinggadana yang
dipungutdarimasyarakat/ Pungli.
Mengapa anggaran pendidikan pun rawan dikorupsi?FebriHendri AA, peneliti
Senior Institute for Strategic Initiatives
(2013) menjelaskan, setidaknya terdapat
tiga alasan:
Pertama, minimnya partisipasi publik, stakeholders pendidikan dalam mengawasi tata kelola anggaran
pendidikan. Baik di tingkat pusat, daerah sampai sekolah-sekolah dan Perguran
Tinggi.
Kedua, besarnya anggaran pendidikan melebihi anggaran sektor-sektor
lain, membuat para koruptor makin leluasa dan gerak-geriknya cukupsulit dideteksi.
Kendatipun anggaran itu dikorupsi, mungkin saja masih bisa membiayai
program-program pendidikan.
Ketiga, korupsi dalam pendidikan dilakukan secara berjamaah. Para elite
politik berbayar dan pengusaha bekerjasama dengan pejabatpendidikan telah
membentuk “keserakahan sistemik” dalam menyelewengkan anggaran tersebut.
Para
koruptordengan sengaja melempar ratusan ribu tunas-tunas bangsa dari bangku
sekolah ke jalanan kumuh tanpa peradaban. Ketika pemerintah menaikkan anggaran
pendidikan,saat itu juga para koruptor berbondong-bondong menggrogoti anggaran
itu. Laksana lingkaran setan yang tak putus-putus. Akibatnyajumlah anak putus
sekolah meningkat tajam, sementara mutu pendidikan turun drastis.
Pemerintah
dan KPK seharusnya lebih serius memproteksivirus dan benalukorupsi dalam
pendidikan. Sehingga kejahatan yang sama tidak terjadi berulang-ulang.
Apa
yang bisa diharapkan negeri ini? Jika benteng terakhir(pendidikan) dibiarkan turut
hanyut jadi korban keserakahan orang-orang “edan”. Padahal pendidikan satu-satunya jalan menuju
manusia Indonesia yang lebih berkeadaban.
Sumber:
Edi Sugianto, TRIBUN JABAR, Selasa4Maret 2014
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: bantuan untuk siswa miskin
Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kublogspot.blogspot.com/2014/06/bantuan-untuk-siswa-miskin.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih telah singgah, berkomentar lah dengan baik