Ibu dalam Pendidikan
Friday 13 June 2014
0
komentar
Ibu....
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
_Chairil Anwar_ (1922-1949)
Siapakah dia? Manusia
mulia, sosok cantik yang melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita. Jasa-jasanya tak
akan pernah terhitung waktu.Sentuhan lembutnya telah banyak melahirkan para pemimpin bangsa, agamawan,
filsuf dan sebagainya.Semua manusia wajib menghormati ibu.
Namun, terkadang
fakta berkata lain, tak
sedikit anak sekarang yang durhaka pada ibu. Bahkan, ada yang tega membunuhnya hanya karena tak
diberi uang jajan. Seperti nasib Sumiati
(60) yang dibunuh anaknya sendiri,di Medan,
Sumatera Utara (news.okezone.com,
Selasa 23/07/2013).
Padahal, ibu
segala-galanya dalam hidup. Dia memiliki keistimewaan dan kemuliaan yang tak
dimiliki makhluk Tuhan lainnya. Perannya dalam pendidikan (keluarga) bukan sekadar
penentu masa depan anak-anak,tapi juga penentu nasib bangsa.Masa depan
masyarakat di tangan para ibu. Apa saja keistimewaan dan peran stategis ibu
dalam pendidikan (keluarga)?
Keistimewaan Ibu
Keistimewaan ibu
berbanding lurus dengan jerih payah dan tanggungjawabnya dalam pendidikan
anak-anak. Sehingga ibu pantas menerima penghormatan dan kemuliaan yang setinggi-tingginya.
Firman Allah dalam Alquran, "Dan Kami wajibkan manusia berbuat baik
kepada kedua ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dengan menanggung
kelemahan demi kelemahan (dari awal mengandung hingga akhir menyusuinya), dan
menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu."(Q.S Luqman, 32: 14)
Kedudukan
ibu begitu mulia di hadapan Tuhan. Ia telah mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, dan mendidik generasi bangsa. Tugasnya sebagai pengatur
rumah tangga (rabbatul bait) dan
pencetak/ibu generasi (ummu ajyal), adalah
dua gelar yang selalu disandangnya.Tiga fase kepayahan yang
dipikul, menjadi alasan mengapa kebaikan kepada ibu, tiga kali lebih besar daripada
kepada ayah.
Dijelaskan
dalam Hadis. Dari Abu
Hurairah r.a, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah
Saw. Dan
berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi
Saw. menjawab,
‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ NabiSaw. menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’Orang tersebut bertanya
kembali, ‘Kemudian siapa lagi, ’Nabi Saw. menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari No.
5971 dan Muslim No. 2548)
Sifat keibuan merupakan
anugerah tiada tara bagi kaum perempuan. Dengan sifat inilah dia menjadi
pelipur lara dalam setiap kesedihan, serta selalu memberi harapan dalam derap
langkah anak-anak. Tak heran bila dikatakan, ibu (keluarga) adalah penentu
keberhasilanmanusia dalam hidup.
Menjadi ibu tak hanya
berurusan dengan tanggung jawab membesarkan anak, tapi mendidik, membimbing,
memberi teladan yang baik, menjadi tugas yang lebih berat. Apalagi ibu adalah
pekerjaan seumur hidup yang tak ada batasnya.
Peran
Stategis
Revolusioner
Iran, Ayatullah Ali Khomeini (1978), pernah berpesan. Bahwa urusan emosi,
pendidikan, dan manajemen rumah tangga hanya bisa ditangani dengan kelembutan
jiwa ibu. Dasar pendidikan rumah tanggadan penghormatan kepada ibumerupakan dua hal
penting yang sangat mendesak dan diperlukan oleh masyarakat.
Ibu perlu menyusun
sebuah program yang bisa menjamin pemenuhan kebutuhan intelektual,
emosional,dan spiritual anggota. Serta menciptakan keseimbangan di tengah masyarakat. Ibu
memegang peran penting dalam pendidikan, diantaranya:
Pertama,memberi
pengalaman pertama bagi anak-anak. Anak-anak
lahir bagaikan kertas kosong (putih),lemah tak berdaya, dan hidupnya penuh ketergantungan
(baca: John Locke, teori tabularasa). Kerena
itu, jiwa yang kosong tergantung orang tua (ibu) yang mengisinya, akankah diisi
hitam atau putih.
Kedua, menjamin kehidupan emosional anak. Ibu menjadi simbol kelembutan, perhatian dan, cinta bagi anak.Dengan kasih
sayangnya, ia menciptakan revolusi dalam jiwa anak-anak.
Ketiga, menanamkan moral yang baik. Ibu adalah living model bagi generasi. Tutur kata, tingkah laku, dan gaya
hidupnya adalah cermin bagi anak-anak. “Buah jatuh tak akan jauh dari pohonya”.
Meski itutak selalu benar, namun tak bisa dipungkiri, bahwa ibu adalah teladan
yang selalu ditiru anak-anak.
Muncul pertanyaan. Mengapa
generasi sekarang enggan menghormati orang tuanya? Hemat saya, karena
keteladanan sudah mati suri. Ibu menyuruh anaknya untuk
menjadi pribadi yang “jujur”, tapi saat bersamaan, ibu punsuka berbohong. Bapak melarang
anak merokok, tapi dia sendiri malah asyik menghisapnya.
Keempat, memberikan dasar keterampilan sosial kepada anak-anak. Internalisasi nilai-nilaidan
keterampilan sosial(social competences)
sangatlah tepat, bila diberikan sejak dini di lingkungan keluarga, sebab
keluarga adalah miniatur kehidupan sosial yang akan mereka hadapi nanti.
Kelima, meletakkan dasar-dasar keagamaan yang kokoh. Secara bahasa,
“a” berarti tidak, dan “gama”bermakna kacau balau. Jadi, agama artinya tidak
kacau balau. Maksudnya, orang yang beragama dengan benar, pasti ia akan tumbuh
menjadi pribadi baik dan tidak kacau balau.
Karena itu, keluarga sebagai sekolah pertama, ibu perlu
menanamkan dasar-dasar keagamaan dan moral yang kokohbagi anak-anak, agar mereka
tumbuh berkembang menjadi generasi yang baik; humanis, toleran, adil, inklusif,
dan anti korupsi.Akhirnya, bermanfaat bagi semua manusia. Itulah
hakikat ibu kandung dalam pendidikan.
Membaca bait puisi di atas mengingatkan kita, bahwa ibu bukanlah wanita
biasa.Ia segala-galanya dalam hidup, warna setiap langkah, serta selalu ada di
mana dan bagaimana pun keadaan kita.
Pujian
terhadap ibu tak cukup diapresiasi dalam satu hari saja. Cinta dan kasih
sayangnya tak bisa dibalas dengan segunungemas berlian atau apapun, dan sampai
kapan pun. Cinta ibu adalah Cinta Sejati. Aku sayang ibu!
Sumber: Edi Sugianto, SUARA GURU, Jumat 31 Januari 2014
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Ibu dalam Pendidikan
Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://kublogspot.blogspot.com/2014/06/ibu-dalam-pendidikan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh apa aja
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Post a Comment
terimakasih telah singgah, berkomentar lah dengan baik